Mau tahu bagaiman perkembangan pianoku sekarang setelah 2 tahun yang lalu timbul keinginan untuk mulai belajar piano.
Seperti yang aku ceritakan yang di kisahku yang terdahulu, aku akhirnya membeli sebuah piano digital. Tapi lagi2 kok aku tidak puas ya dengan suaranya..seperti gimana gitu.. beda dengan piano klasik ( sok tahu aja, padahal gak pernah punya piano klasik).
Coba2 browsing harga piano second, yang merek lumayan terkenal seperti Yamaha atau Kawai sekitar AUD 3,500 an lah. kl yang Eropa seperti Steinway and Sons, gak usah dilihatlah...ho..ho..ho...gak mampu. itupun aku carinya yang upright lho bukan yang grand. Kalau Grand bisa AUD 6,500-AUD 8,000.
Tahan dulu lah, sabar..sabar..siapa tahu ada yang murah nanti nanti. Bener aja gak sampe 3 bulan mencari dan mencari piano yang murah tapi kalau bisa dengan kualitas yang lumayan, aku lihat iklan di Gumtree, ada piano dijual Kawai, upright 132 m ( yang kecil kan rata2 tingginya cuman 122m, berarti senarnya lebih pendek, berarti lagi kualitas suaranya lebih rendah dari pada yang panjang), ditawarkan cuman AUD 1,200 masih ono lagi ( on nearest offer). Segeralah aku kesana, eh ternyata yang punya seorang guru piano kawakan di Darwin..gak tahu kenapa, aku seneng sekali sama dia namanya Judy Schultz. Tapi aku belum mikir untuk kursus sih, yang penting dapat piano klasik dulu. Singkat cerita, dapatlah aku piano itu seharga AUD, 1,100..tapi mak....ongkos mindahnya AUD 380..hiks.hiks....hiks
Happy, happy,happy..mendengar dentingan piano klasik, wlpuan piano second, rasanya gimana gitu..Tapi,(lagi, lagi tapi terus,)kok tetep ada yang kurang ya..apa..ya...ternyata, kemampuanku yang kurang..ha..ha...ha.....tangan ini movementnya gak cantik. Istilah pianonya fingeringnya berantakan, ilmu musik nya kosong, skill nya kosong. Main piano itu susah sekali, tidak asal bunyi lagu ibu kita kartini ( hi..hi..hi..kenapa ya, semua orang indonesia bisa memainkan lagi ibu kita kartini??). Ada dynamic, tempo, tanda2 musical yang harus diikuti agar suatu musik terdengar indah. Ada 88 notes yang harus kita tekan, pake tangan yang mana, bagaimana bisa memainkan appociatura dengan baik....wah..wah...susah juga ini..talent aja gak cukup.
NO WAY, music is about talent , learn and practice. If you have a talent, but without learn and practice, your talent will be useless. Without talent, you are still be able to play if you learn and practice hard, but I believe without talent, you will be boring soon. If you have talent about something you will love it so much, you are willing to do it again, and again and again.
Akhirnya, tanya-tanya deh sama mbah Google, gimana se, cara belajar piano dan tingkatan pelajaran khususnya di Australia. Mbah Google pun dengan senang hati memberi informasi yang begitu luas tentang belajar dan ujian piano yang ada di Australia. Namanya AMEB, Australian Music Examination Board. Untuk piano ada 2 jenis Piano Classic or Piano for Leisure. Mulai dari P plate, Preliminary, grade 1, 2 ,3 dan seterusnya.Ujian yang harus dilakukan macem2 ternyata. selain pieces yang sudah ditentukan untuk masing2 level, ada juga yang namanay scale, sight reading, aural test dll. Aku coba beli sylabusnya, beli buku untuk grade 1 ( hi..hi..preliminary nya tak skip tanpa advise dari seorang yang ahli piano, habisnya preliminary kok kayaknya gampang ya...hu..hu..hu).
Setelah beberapa minggu aku coba, piecesnya lumayan aku bisa sendiri..tp yang lain2 gimana dong...satu satunya jalan, cari guru...harus mau keluarin duit doooong, pelit amat mau belajar piano. Akhirnya aku ingat Judy Shcultz, yang pianonya aku beli itu. Tapi sayangnya, lagi gak ada tempat kosong, cuman ada waktu sekitar 4 minggu (4x karena salah satu muridnya lagi away). Okay deh, dari pada gak ada sama sekali..karena saat itu gak tahu kenapa susah sekali mencari guru piano di kota kecil Darwin. Darwin ini memang ndesoooo sekali. pokoknya tinggal di Darwin kayak bukan tinggal di luar negeri. Memang semuanya serba tertib dan teratur tapi sepiii sekali. Sudah cari apa2.
Tibalah saat aku belajar dengan Judy untuk pertama kalinya. entah kenapa ( mungkin terkesan dengan aku..ehm..ehm..), akhirnya dia merelakan hari sabtu siangnya untuk ngajarin aku main piano. HOREEEEEE
Nice post.analisisnya dah ky detektif di film2
ReplyDelete